Selasa, 20 November 2012

LUPA DAN TRANSFER BELAJAR



·         PENYEBAB LUPA menurut Ngalim Purwanto:
1.      Karena apa yang dialami itu tidak pernah digunakan lagi atau tidak pernah dilatih atau diingat lagi. Berkenaan dengan itu ada sebuah hukum yang berbunyi “law of disuse”(hukum tak terpakai) yang dikemukakan oleh Thorndike. Hukum itu menyebutkan hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lemah bila tidak ada latihan.
2.      Karena adanya hambatan-hambatan yang terjadi karena isi jiwa yang lain.
Tidak baik mencampur adukkan pelajaran-pelajaran dalam pikiran sat belajar; karena hal itu justru akan menghambat satu sama lain. Maka tidak baik mempelajari materi yang berbeda mapel pada saat yang sama.
3.      Karena depresi atau tekanan. Tanggapan-tanggapan/isi jiwa ditekan ke dalam ketidaksadaran (alam bawah sadar) oleh ego. Karena terus menerus mengalami tekanan, maka lama kelamaan akan menjadi lupa.
Beberapa penyebab terjadinya lupa karena tekanan:
a.       Karena informasi (tanggapan, pengetahuan, kesan, dsb) yang diterima “kurang menyenangkan”, sehingga secara sengaja menekannya hingga ke dalam ketidaksadaran.
b.      Karena informasi yang baru secara otomatis menekan informasi yang lama.
c.       Karena informasi yang akan diingat kembali itu tertekan ke alam bawah sadar dengan sendirinya sebab tak pernah digunakan.

·         PENYEBAB LUPA menurut Muhibin Syah:
1.      Lupa karena perubahan situasi lingkungan, seperti antara waktu belajar di sekolah dengan waktu belajar/ mengingat kembali di luar sekolah. Misal: jika seorang anak hanya mengenal jerapah lewat gambar-gambar di sekolah, kemungkinan dia akan lupa mengingat nama hewan itu ketika ke kebun binatang.
2.      Lupa karena perubahan sikap dan minat. Misal: jika seorang guru memarahi anak di depan teman-temannya, anak menjadi takut sehingga pelajaran mudah terlupakan.
3.      Lupa karena perubahan urat syaraf otak. Misal: keracunan, kecanduan, gegar otak.
4.      Lupa karena kerusakan informasi sebelum masuk ke memori. Sebelum informasi itu terserap dengan baik dan disimpan dengan baik oleh otak, seseorang telah melakukan/ menerima informasi lain sehingga penyimpanan awal tidak sempurna dan cenderung hilang.

·         PENYEBAB LUPA menurut W.S.Winkel:
1.      Pandangan Woodworth- Gejala lupa disebabkan bekas-bekas ingatan yang tidak dipergunakan, sehingga lama kelamaan akan terhapus.
2.      Pandangan interfensi- Lupa disebabkan oleh adanya gangguan dari informasi yang baru masuk ke dalam ingatan terhadap informasi yang telah lama tersimpan, sehingga seolah-olah informasi yang lama digeser dan kemudian lebih sukar diingat.
3.      Pandangan bermotif- Ada alasan tertentu dari setiap orang untuk menilai sesuatu hal. Kejadian kurang menyenangkan akan mudah terhapus dan terlupakan daripada yang menyenangkan.

KIAT-KIAT MENGURANGI LUPA:

  • ·         OVER LEARNING: BELAJAR LEBIH

Upaya belajar yang melebihi batas penguasaan  dasar atas materi pelajaran tertentu.
Contoh: Setiap upacara Senin pagi, memungkinkan siswa mempunyai ingatan yang kuat terhadap teks Pancasila yang selalu ditirukan itu.

  • ·         EXTRA STUDY TIME: TAMBAHAN WAKTU BELAJAR

Upaya penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar. Misal dengan menambah waktu belajar dari setengah jam menjadi 1 jam.

  • ·         MNEMONIC(baca: ni’manik)DEVICE: MUSLIHAT YANG DAPAT MEMBANTU INGATAN

Kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan informasi-informasi ke dalam sistem ingatan anak.
Adapun macam-macamnya adalah:
a.       Rima (Rhyme) : nyanyian yang berisi pesan-pesan moral dapat diambil sebagai contoh penyusunan rima mnemonic
b.      Singkatan : menyingkat huruf-huruf awal nama-nama. Misal: Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa menjadi ANIM
c.       Sistem kata pasak: pasangan yang memiliki kesamaan watak. Contoh: panas-api, merah-saga, dingin-es
d.      Metode losal (method of loci)
Loci=tempat. Contoh: nama jalan Ahamad Yani untuk mengingat salah satu pahlawan revolusi yang gugur dalam pemberontakan G 30 S/ PKI
e.       Sistem kata kunci.
Contoh: bahasa Inggris: chaos, kata kuncinya: kaos, arti: kekacauan
Bahasa Inggris: difficult, kata kuncinya: dipikul, arti: sukar

  • ·         CLUSTERING: PENGELOMPOKAN

Yaitu menata ulang setiap materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis (memiliki signifikasi dan lafal yang sama/ mirip).
Misal: Daftar 1= nama-nama negara: Indonesia, Malaysia, Singapura
Daftar 2= singkatan-singkatan nama lembaga negara: MPR, DPR, DPRD

  • ·         DISTRIBUTED PRACTICE: LATIHAN TERBAGI

Anak melakukan latihan-latihan dengan alokasi waktu yang pendek dan dipisah-pisahkan di antara waktu-waktu istirahat. Hal ini dilakukan untuk menghindari creaming.
Dalam HUKUM JOST: semakin sering anak mempraktekkan materi pelajaran, dia akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Menurut hukum ini, belajar 3 jam sehari selam 5 hari efektif lebih efektif daripada belajar 5 jam sehari dalam 3 hari efektif.

Selain itu, KIAT-KIAT MENGURANGI LUPA menurut W.S. Winkel adalah:
·         Adanya motivasi belajar yang kuat (khususnya motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri)
·         Memancing perhatian anak didik agar mereka tertarik dengan materi yang diajarkan sehingga materi lebih mudah diingat
·         Anak didik perlu mengolah materi dengan baik dan segera
·         Berkas-berkas yang tersimpan dalam memori dalam jangka panjang supaa diperbaharui dengan menggalinya ari ingatan, mengolah kembali, dan memasukkannya lagi ke ingatan
·         Guru memberikan pertanyaaan yang terarah agar anak didik berhasil menggali informasi dari ingatannya

Sumber: Drs. Syaiful Bahri Djamarah. 2002. PSIKOLOGI BELAJAR. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar