·
PENYEBAB LUPA menurut Ngalim
Purwanto:
1. Karena
apa yang dialami itu tidak pernah digunakan lagi atau tidak pernah dilatih atau
diingat lagi. Berkenaan dengan itu ada sebuah hukum yang berbunyi “law of disuse”(hukum tak terpakai) yang
dikemukakan oleh Thorndike. Hukum itu menyebutkan hubungan antara stimulus dan
respons akan menjadi lemah bila tidak ada latihan.
2. Karena
adanya hambatan-hambatan yang terjadi karena isi jiwa yang lain.
Tidak
baik mencampur adukkan pelajaran-pelajaran dalam pikiran sat belajar; karena
hal itu justru akan menghambat satu sama lain. Maka tidak baik mempelajari
materi yang berbeda mapel pada saat yang sama.
3. Karena
depresi atau tekanan. Tanggapan-tanggapan/isi jiwa ditekan ke dalam
ketidaksadaran (alam bawah sadar) oleh ego. Karena terus menerus mengalami
tekanan, maka lama kelamaan akan menjadi lupa.
Beberapa
penyebab terjadinya lupa karena tekanan:
a. Karena
informasi (tanggapan, pengetahuan, kesan, dsb) yang diterima “kurang
menyenangkan”, sehingga secara sengaja menekannya hingga ke dalam
ketidaksadaran.
b. Karena
informasi yang baru secara otomatis menekan informasi yang lama.
c. Karena
informasi yang akan diingat kembali itu tertekan ke alam bawah sadar dengan
sendirinya sebab tak pernah digunakan.
·
PENYEBAB LUPA menurut Muhibin Syah:
1. Lupa
karena perubahan situasi lingkungan, seperti antara waktu belajar di sekolah
dengan waktu belajar/ mengingat kembali di luar sekolah. Misal: jika seorang
anak hanya mengenal jerapah lewat gambar-gambar di sekolah, kemungkinan dia
akan lupa mengingat nama hewan itu ketika ke kebun binatang.
2. Lupa
karena perubahan sikap dan minat. Misal: jika seorang guru memarahi anak di
depan teman-temannya, anak menjadi takut sehingga pelajaran mudah terlupakan.
3. Lupa
karena perubahan urat syaraf otak. Misal: keracunan, kecanduan, gegar otak.
4. Lupa
karena kerusakan informasi sebelum masuk ke memori. Sebelum informasi itu
terserap dengan baik dan disimpan dengan baik oleh otak, seseorang telah
melakukan/ menerima informasi lain sehingga penyimpanan awal tidak sempurna dan
cenderung hilang.
·
PENYEBAB LUPA menurut W.S.Winkel:
1. Pandangan
Woodworth- Gejala lupa disebabkan bekas-bekas ingatan yang tidak dipergunakan,
sehingga lama kelamaan akan terhapus.
2. Pandangan
interfensi- Lupa disebabkan oleh adanya gangguan dari informasi yang baru masuk
ke dalam ingatan terhadap informasi yang telah lama tersimpan, sehingga
seolah-olah informasi yang lama digeser dan kemudian lebih sukar diingat.
3. Pandangan
bermotif- Ada alasan tertentu dari setiap orang untuk menilai sesuatu hal.
Kejadian kurang menyenangkan akan mudah terhapus dan terlupakan daripada yang
menyenangkan.
KIAT-KIAT MENGURANGI LUPA:
- · OVER LEARNING: BELAJAR LEBIH
Upaya belajar yang melebihi batas
penguasaan dasar atas materi pelajaran
tertentu.
Contoh: Setiap upacara Senin pagi,
memungkinkan siswa mempunyai ingatan yang kuat terhadap teks Pancasila yang
selalu ditirukan itu.
- · EXTRA STUDY TIME: TAMBAHAN WAKTU BELAJAR
Upaya penambahan frekuensi
(kekerapan) aktivitas belajar. Misal dengan menambah waktu belajar dari
setengah jam menjadi 1 jam.
- · MNEMONIC(baca: ni’manik)DEVICE: MUSLIHAT YANG DAPAT MEMBANTU INGATAN
Kiat khusus yang dijadikan “alat pengait”
mental untuk memasukkan informasi-informasi ke dalam sistem ingatan anak.
Adapun macam-macamnya adalah:
a. Rima
(Rhyme) : nyanyian yang berisi
pesan-pesan moral dapat diambil sebagai contoh penyusunan rima mnemonic
b. Singkatan
: menyingkat huruf-huruf awal nama-nama. Misal: Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa
menjadi ANIM
c. Sistem
kata pasak: pasangan yang memiliki kesamaan watak. Contoh: panas-api,
merah-saga, dingin-es
d. Metode
losal (method of loci)
Loci=tempat.
Contoh: nama jalan Ahamad Yani untuk mengingat salah satu pahlawan revolusi
yang gugur dalam pemberontakan G 30 S/ PKI
e. Sistem
kata kunci.
Contoh:
bahasa Inggris: chaos, kata kuncinya:
kaos, arti: kekacauan
Bahasa
Inggris: difficult, kata kuncinya:
dipikul, arti: sukar
- · CLUSTERING: PENGELOMPOKAN
Yaitu menata ulang setiap materi
menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis (memiliki signifikasi
dan lafal yang sama/ mirip).
Misal: Daftar 1= nama-nama negara:
Indonesia, Malaysia, Singapura
Daftar 2= singkatan-singkatan nama
lembaga negara: MPR, DPR, DPRD
- · DISTRIBUTED PRACTICE: LATIHAN TERBAGI
Anak melakukan latihan-latihan
dengan alokasi waktu yang pendek dan dipisah-pisahkan di antara waktu-waktu
istirahat. Hal ini dilakukan untuk menghindari creaming.
Dalam HUKUM JOST: semakin sering
anak mempraktekkan materi pelajaran, dia akan lebih mudah memanggil kembali
memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Menurut
hukum ini, belajar 3 jam sehari selam 5 hari efektif lebih efektif daripada
belajar 5 jam sehari dalam 3 hari efektif.
Selain itu, KIAT-KIAT
MENGURANGI LUPA menurut W.S. Winkel adalah:
·
Adanya motivasi belajar yang kuat
(khususnya motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri)
·
Memancing perhatian anak didik agar
mereka tertarik dengan materi yang diajarkan sehingga materi lebih mudah
diingat
·
Anak didik perlu mengolah materi dengan
baik dan segera
·
Berkas-berkas yang tersimpan dalam
memori dalam jangka panjang supaa diperbaharui dengan menggalinya ari ingatan,
mengolah kembali, dan memasukkannya lagi ke ingatan
·
Guru memberikan pertanyaaan yang terarah
agar anak didik berhasil menggali informasi dari ingatannya
Sumber: Drs. Syaiful Bahri
Djamarah. 2002. PSIKOLOGI BELAJAR. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar